Pada mulanya
adalah ICP yang "bercerai" dari asumsi APBN 2012 yang besarnya $90.
Seperti dapat dilihat di Garfik 1, ICP telah "terbang" di kisaran
$100 sepanjang 2011 dan "bertengger" di tingkat $120 pada bulan
Februari 2012
Grafik 1
Pemerintah
beranggapan bahwa kecenderungan naiknya harga minyak mentah di pasar dunia yang
sangat tinggi ini akan berdampak secara signifikan terhadap APBN, karena
meningkatnya beban subsidi BBM dan listrik secara tajam.
Untuk
mengurangi beban anggaran ini, maka pemerintah berniat menaikkan harga Premium
dan Solar menjadi Rp. 6000 dalam RAPBN-P 2012. Seperti kita ketahui bersama,
harapan tersebut kandas dalam sidang paripurna. Namun DPR memberi ruang bagi
pemerintah untuk menaikkan harga BBM jika rata-rata harga ICP selama 6 bulan
melampaui 15% dari asumsi RAPBN-P yang besarnya $105. Dengan kata lain,
Pemerintah diijinkan menaikkan harga BBM jika harga rata-rata ICP selama 6
bulan melampaui $120.75
Maksud dari
catatan ini adalah melakukan simulasi APBN dalam skenario terburuk yaitu jika
selama tahun 2012 rerata 6 bulan ICP tidak pernah melampaui 120.75, namun
secara keseluruhan di tahun 2012 rerata ICP katakan sebesar $120. Lebih
spesifik, catatan ini ingin memperkirakan, berapa besarnya subsidi jika asumsi
ICP adalah $120, dan asumsi-asumsi lain tetap seperti RAPBN-P 2012
Metoda
Perhitungan:
Seperti
telah dijelaskan di sini. Besarnya subsidi BBM tidak secara
langsung tergantung pada besarnya ICP, namun pada besarnya MOPS untuk Premium,
Mitan dan Solar. Untuk subsidi LPG 3kg besarnya subsidi tergantung dari harga
kontrak LPG yang dikeluarkan oleh Aramco. Dikenal sebagai CP Aramco.
Jadi tugas
pertama yang harus dilakukan sebelum melakukan simulasi adalah melakukan
perkiraan besaran MOPS dan CP Aramco terkait dengan perubahan ICP.
Kita bisa
memperkirakan besaran itu dengan melakukan regresi antara MOPS vs ICP dan CP
Aramco vs ICP. Berbekal persamaan regresi tersebut kita bisa meperkirakan
besarnya MOPS dan CP Aramco jika ICP mencapai level $120
Sayangnya
angka MOPS dan CP Aramco masa lalu yang akan dijadikan dasar untuk melakukan
peramalan besaran MOPS untuk tahun 2012 sulit diperoleh. Setelah berhari-hari
saya ngubek internet (kasihan ya saya), akhirnya saya
memperoleh data MOPS untuk bulan Januari 2005-Mei 2008 di sini. Untuk data CP Aramco saya peroleh di sini. Dan data
ICP saya peroleh di sini. Berbekal
data-data tersebut saya bisa mendapatkan persamaan regresi berikut:
§ MOPS untuk Premium = 12.5352 +
0.9544 x ICP
§ MOPS untuk Mitan = 2.6451 + 1.2037 x
ICP
§ MOPS untuk Solar = -3.8249
+1.2586 x ICP
LPG terdiri
dari 30% Propane dan 70% Butane. Jadi CP Aramaco adalah rata-rata tertimbang
untuk dua gas tersebut. Hasil regresinya adalah
§ CP Aramco = 168.3426 + 6.2696 x ICP
Dari
persamaan tersebut bisa kita peroleh angka perkiraan berikut:
§ MOPS Premium = 127.78
§ MOPS Mitan = 147.99
§ MOPS Solar = 148.15
§ CP Aramco = 925.39
Besaran-besaran
lain yang diperlukan untuk menghitung besarnya subsidi diberikan dalam APBN dan
RAPBN-P, saya gabungkan dengan perkiraan MOPS dalam tabel berikut
Tabel 1
Simulasi
Dengan hanya
menggunakan tiga rumus yang saya berikan di akhir catatan ini, kita bisa
menghitung besarnya subsidi BBM dan LPG untuk skenario-skenario di atas.
Berikut hasil perhitungan tersebut
Tabel 2
Hasil
simulasi menunjukkan bahwa jika ICP rata-rata sepanjang 2012 meroket jadi
$120/bbl maka besarnya subsidi BBM akan melonjak menjadi Rp. 226.8 triliun atau
bertambah lebih dari Rp. 100 triliun dibanding APBN 2012. Bahkan jika
pemerintah menaikkan harga BBM menjadi Rp. 6000 subsidi tetap membengkak
menjadi Rp. 172 triliun. Jauh lebih besar dari perkiraan RAPBN-P yang kandas di
sidang paripurna DPR. Jika dengan asumsi ICP 105 saja jika harga BBM tidak
dinaikan anggaran sudah defisit melampaui 3% apalagi ketika ICP mencapai
$120
Pertanyaan
berikutnya, seberapa besar kemungkinan bahwa harga minyak akan mencapai
rata-rata $120. Meramal harga minyak adalah meramal sesuatu dengan tingkat
ketidkpastian yang tinggi. Namun menurut Short Term Energy Outlook 2012
terbitan EIA , diperkirakan harga minyak mentah WTI akan bertengger di tingkat
$106/barel selama 2012-2013. Sudah setahun ini rata-rata ICP $18/bbl lebih
tinggi dari WTI. Jadi jika ramalan WTI benar, maka besar kemungkinan rerata ICP
akan melampaui $120/bbl di tahun 2012.Simulasi ini kemungkinan besar
underestimate pengeluran subsidi yg sesungguhnya karena mengabaikan
meningkatkatnya subsidi listrik, dan perkiraan konsumsi BBM bisa mencapai 47 juta kilo liter tahun ini
Selamatkan
anggaran, selamatkan ekonomi Indonesia
***
Rumus-rumus
untuk menghitung subsidi BBM
Rumus untuk
subsidi Premium dan Solar
S =
(MOPS*Er/158.9+Alpha-Pb/(1+tn+tb))*Qb/1000.000 --(1)
Rumus untuk
subsidi Minyak tanah
S =
(MOPS*Er/158.9+Alpha-Pb/(1+tn))*Qb/1000.000 --(2)
§ MOPS = Harga patokan (satuan
$US/barel)
§ Er = Kurs Rupiah (satuan Rp/$US)
§ Alpha = berbagai biaya distribusi
dan margin usaha (satuan Rp/liter)
§ Pb = Harga BBM bersubsidi (satuan
Rp/liter)
§ tn = pajak pertambahan nilai (10 %)
§ tb = pajak bahan bakar (5 %)
§ Qb = Konsumsi BBM bersubsidi (satuan
ribu kilo liter)
Rumus untuk
subsidi LPG 3 kg
S
=(((1+bm)*CpA+fc)*Er/1000+md-Pb/(1+tn+tb))*Ql/10^6 --(3)
§ CpA = Cp Aramaco = harga patokan
untuk LPG ($US/MT)
§ bm = bea masuk import = 1.88%
§ fc = biaya angkutan laut yang
besarnya = $US 68.64/MT
§ md = marjin distribusi yang besarnya
= Rp 1750/kg
§ Ql = konsumsi LPG yang besarnya
[bersambung
di perkiraan penerimaan minyak negara]
Problem Inter-generasi BBM
Haryo Aswicahyono dan Teguh Yudo
- Ini bukan ide baru. Soal BBM bisa dilihat sabagai masalah antar generasi & waktu. Katakan ada 3 generasi: gen 1 (tua), gen 2 (muda) & gen. 3 (anak2)
- Bagi2 'adil' BBM kira2 masing2 dapat 1/3 dari total. Tapi ada problem tiap generasi: Lupa bahwa ada generasi lain sesudahnya.
- Gen. 2 & gen 3 masing2 harusnya dapat 1/4 . Tapi problem tiap generasi selalu ada: Maksimalkan porsi.
- Gen. 2 sekarang protes, harga bbm mahal, karena tinggal 1/2. Pilihn yg ada: 1) tagih balik apa yg diambil gen 1, atau 2) ambil porsi gen ke 3.
- Opsi 1 gak mungkin dilakukan. Yang diambil opsi ke 2. Gen 2 pasti menang, karena cuma Gen.2 yang punya Partai & Suara. Gen 3 belum bisa milih.
- Jadi policy cabut subsidi akan selalu lemah, karena yg pro cabut subsidi hanya Gen 3 yg belum punya partai
- Tapi pas tiba saat voting soal bbm gak ada gunanya lagi, ketika BBM=0 & Gen.3 gak bisa tagih yg diambil di generasi 1 & 2
- Jadi trade-offnya bukan cuma soal subsidi BBM vs rumah sakit. Tapi juga antar generasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar