SEJARAH THE BIG FOUR KAP
The Big Four adalah kelompok empat firma jasa profesional dan akuntansi internasional terbesar, yang menangani mayoritas
pekerjaan audit untuk perusahaan
publik maupunperusahaan tertutup.
Firma Empat Besar adalah sebagai berikut:
1. Deloitte
Touche Tohmatsu, yang berkantor pusat di Amerika Serikat.
2. PricewaterhouseCoopers,
yang berkantor pusat di Britania Raya
3. Ernst
& Young, yang berkantor pusat di Britania Raya
4. KPMG,
yang berkantor pusat di Belanda
Kelompok ini sempat
dikenal sebagai "Delapan Besar", dan berkurang menjadi "Lima
Besar" melalui serangkaian kegiatan merger. Lima Besar menjadi Empat Besar setelah keruntuhanArthur
Andersen pada 2002, karena keterlibatannya
dalam Skandal Enron.
Sejak tahun 1898, merger dan satu skandal besar yang melibatkan Arthur
Andersen telah mengurangi jumlah firma akuntansi besar dari delapan menjadi
empat.
Awal Kemunculan The
Big Four
Sebelum menjadi The Big Four (4 Besar), dahulunya dikenal dengan
Big Eight pada tahun 1979 - 1989, yang merupakan dominasi Internasional dari
delapan kantor akuntan terbesar, diantaranya:
1. Arthur Andersen
2. Arthur Young & Co.
3. Coopers & Lybrand (aslinya
Lybrand, Ross Bros., & Montgomery)
4. Ernst & Whinney (hingga
1979 Ernst & Ernst di AS dan Whinney Murray di Britania Raya)
5. Deloitte Haskins & Sells (hingga
1978 Haskins & Sells di AS dan Deloitte & Co. di Britania Raya)
6. Peat Marwick Mitchell (selanjutnya
menjadi Peat Marwick, kemudian KPMG)
7. Price Waterhouse
8. Touche Ross
Kemudian pada tahun 1989, Big Eight berubah menjadi Big
Six saat Ernst & Whinney bergabung dengan Arthur Young membentuk Ernst & Young di bulan Juni dan Deloitte, Haskins & Sells bergabung dengan
Touche Ross membentuk Deloitte & Touche di bulanAgustus. Big Six mencakup
:
1. Arthur
Andersen
2. Peat
Marwick Mitchell
4. Price
Waterhouse
5. Ernst
& Young
6. Deloitte
& Touche
Selanjutnya Big Six berubah menjadi Big Five di bulan Juli 1998 pada saat Price
Waterhouse bergabung dengan Coopers & Lybrand membentuk PricewaterhouseCoopers.
Big Five mencakup:
1. Arthur
Anderson
2. Erns
& Young
3. Deloitt
& Touche
4. Peat
Marwick Mitchell
5. PricewaterhouseCoopers
Big Five akhirnya
menjadi Big Four setelah keruntuhan Arthur
Andersen pada 2002, karena keterlibatannya dalam Skandal Enron. Kantor
akuntan Arthur
Andersen didakwa melawan hukum karena menghancurkan
dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pengauditan Enron, dan menutup-nutupi
kerugian jutaan dolar dalam Skandal Enron yang
meledak pada tahun2001.
Hasil keputusan hukum secara efektif menyebabkan kebangkrutan global dari
bisnis Arthur Andersen. Kantor-kantor koleganya di seluruh dunia yang berada di
bawah bendera Arthur Andersen seluruhnya dijual dan kebanyakan menjadi anggota
kantor akuntan internasional lainnya. Di Britania Raya, para partner Arthur
Andersen setempat kebanyakan bergabung dengan Ernst &
Young dan Deloitte Touche Tohmatsu. Di Indonesia,
para partner Arthur Andersen pada akhirnya bergabung dengan Ernst &
Young.
Bangkrutnya Arthur
Andersen meninggalkan hanya empat kantor akuntan internasional di seluruh
dunia, yang menyebabkan masalah besar bagi perusahaan-perusahaan internasional
besar, karena mereka diharuskan untuk menggunakan kantor akuntan yang berbeda
untuk pekerjaan audit perusahaan dan layanan non-auditnya. Karena itu,
hilangnya salah satu kantor akuntan besar itu telah menurunkan tingkat
kompetisi di antara kantor-kantor akuntan dan menyebabkan meningkatnya beban
akuntansi bagi banyak klien.
Anggota The Big Four
Auditors
1. Deloitte
Touche Tohmatsu
Merupakan salah satu KAP yang memiliki total pendapatan secara global tertinggi
(dicapai
pada tahun 2013) diantara Anggota Big Four yang lainnya yakni dengan total pendapatan $32.4
Billion. Deloitte Touche Tohmatsu berkantor pusat di Amerika Serikat.
pada tahun 2013) diantara Anggota Big Four yang lainnya yakni dengan total pendapatan $32.4
Billion. Deloitte Touche Tohmatsu berkantor pusat di Amerika Serikat.
Pertumbuhan Delloitte Touche
Tohmatsu secara global mengalami kenaikan yang signifikan
dalam beberapa tahun terakhir, dan juga bersaing keat dengan
PricewaterhuseCoper dalam segi pendapatan. Deloitte Touche Tohmatsu memiliki
lebih dari 200.000 tenaga kerja profesional dan mempunyai cabang lebih dari 150
negara di dunia.
Di Indonesia, Deloitte Touche
Tohmatsu bekerja sama dengan Kantor Akuntan Publik Osman Bing Satrio &
Eny dan berlokasi di 2 tempat, yaitu Jakarta dan Surabaya.
Berbagai jenis jasa
yang ditawarkan oleh Deloitte Touche Tohmatsu Indonesia
diantaranya:
1) Advisory & Assurance
Jasa yang ditawarkan berupa jasa atestasi & kosultan, jasa
audit merupakan salah satu jenis jasa yang ditawarkan Deloitte untuk assurance
nya. Sedangkan untuk assurance-nya, Deloitte mengedepankan konsultasi mengenai
adopsi laporan keuangan berbasis IFRS (International Financial Reporting
Standart)
2) Consulting
Jasa yang diberikan berupa masukan-masukan pendapat professional
kepada klien-klien yang membutuhkan. Umumnya konsultasi berupa target pasar,
lokasi pendirian pabrik, isu hukum di indonesia, dll. Klien-klien luar negri
umumnya membutuhkan tenaga konsultasi yang handal dan professional sebelum
mendirikan perusahaan-nya disini.
3) Enterprise Risk Service
Berupa jasa yang berhubungan dengan pengendalian resiko &
compliance di perusahaan, baik di sisi operasional, teknikal maupun secara
finansial perusahaan. Jasa yang dimaksud diantaranya :
- Control Assurance :
Membantu perusahaan membuat dan mengawasi SOP yang dibuat agar berjalan
dengan baik di lingkungan perusahaan.
- Internal Audit : Melihat
apakah SOP yang ditetapkan perusahaan sudah dijalankan dengan baik dan
maksimal oleh masing-masing divisi.
- Security Service :
Berhubungan dengan tingkat keamaan data perusahaaN.
- Risk Management :
Meminimalisasikan resiko yang mungkin terjadi di manajemen perusahaan,
misalnya : Turn-over karyawan yang tinggi
- Regulatory Compliance :Menjaga
agar perusahaan taat dengan regulasi yang di buat oleh pemerintah
4) Financial Advisory
Berupa jasa pemberi nasihat yang berfokus pada hal-hal yang
berhubungan dengan laporan keuangan. Jika Consulting mungkin lebih ditekankan
kearah teknikal, tapi financial advisory lebih kearah laporan keuangan yang
akan disajikan. Financial advisory di Deloitte dipecah sebagai berikut :
- Corporate Finance : Jasa
konsultasi jika perusahaan ingin melakukan IPO, Akuisisi, Merger, dll
- Forensic : Fraud, Corrupt,
Money Loundring adalah hal-hal yang akan divisi ini tangani.
- M & A Transaction Service : Bagaimana
proses awal hingga akhir untuk perusahaan yang akan melakukan M&A
(Merger & Acquisition)
- Reorganisation : Jasa
advisory mengenai bagaimana cara perusahaan ingin merestrukturisasi ulang
perusahaan nya.
- Valuation : Berfokus pada
penilaian tentang berapa biaya yang akan dikeluarkan jika sengketa masuk
ke ranah hukum, bisa juga tentang penilaian prospek bisnis, dll
5) Tax
Jasa yang diberikan ketika perusahaan menghadapi kesulitan dalam
menangani masalah perpajakan.
Perusahaan-perusahaan
yang diaudit oleh Deloitte Touche Tohmatsu :
1) PT
Barito Pasific
2) PT
Petrosea
3) PT
Jakarta Setiabudi International
4) Garuda
Indonesia
2. PricewaterhouseCoopers
PricewaterhouseCoopers dibentuk
pada tahun 1998 dari
penggabungan usaha antaraPrice Waterhouse dan Coopers & Lybrand.
Penghasilan gabungan PricewaterhouseCoopers di seluruh dunia mencapai 20.3
billion dolar Amerika Serikat untuk tahun
fiskal 2005,
dan mempekerjakan lebih dari 130.000 profesional di 148 negara. PricewaterhouseCoopers
berkantor pusat di Britania Raya.
Afiliasi Price
Waterhouse Cooper di Indonesia adalah Kantor Akuntan
Publik (KAP) Tanudiredja, Wibisana & Rekan. Jenis-jenis jasa yang
disediakan oleh PWC Indonesia diantaranya :
1) Advisory
Berupa jasa yang
berhubungan dengan masukan dan nasihat kepada pemilik modal atau
perusahaan dalam menghadapi suatu permasalahan atau issue-issue yang krusial.
2) Audit
and Assurance
Pekerjaan di bidang
jasa astetasi, jasa yang ditawarkan diantaranya jasa audit, jasa
financial accounting, IT, dan lain-lain.
3) Tax
Jasa yang berkaitan dengan perencanaan dan kepatuhan
terhadap peraturan perpajakan, jasa yang ditawarkan diantaranya :
jasa konsultasi pajak, jasa compliance terhadap pajak, isu transfer pricing,
dll.
4) Capital
Market
Jasa di capital market lebih mirip ke arah jasa konsultasi
(Advisory) namun lebih spesifik kepada ekspansi perusahaan secara
menyeluruh. Jasa yang ditawarkan diantaranya: Go Public (IPO)
Service, Securitizations and Structured Finance Arrangements dan Private
Placements – Equity or Debt.
5) Accounting
Advisory Service
Menurut penulis, jasa untuk Accounting Advisory
ini merupakan gabungan jasa konsultasi (Advisory) dan jasa astetasi
(Assurance). Jasa yang ditawarkan diantaranya : Konvergensi IFRS, Accounting
change manage, Training, dll.
6) Korean
Business Desk
Jasa yang ditawarkan perusahaan ini masih cukup baru, karena
segmentasi-nya lebih kepada seluruh perusahaan korea yang ada di Indonesia.
Menurut sumber terkait, PWC Indonesia merupakan Pelopor Kantor
Akuntan Public Indonesia pertama yang masuk ke pasar perusahaan Korea
di Indonesia.
Perusahaan-perusahaan
yang diaudit oleh PWC:
1) Astra
Intrenational Group
2) Chevron
3) XL
Axiata Tbk.
4) Hanjaya
Mandala Sampoerna Tbk.
5) United
Tractor
3. Ernst
& Young
Merupakan firma jasa
profesional multinasional yang berpusat di London, Inggris,Britania Raya.
EY merupakan firma jasa profesional terbesar ketiga di dunia menurut pendapatan
pada tahun 2012. Berbagai jenis jasa yang ditawarkan oleh EY di Indonesia,
diantara nya :
1) Advisory
Ada beragam jenis jasa
yang ditawarkan oleh EY di divisi advisory, diantaranya IT Advisor, Advisor
Financial Service dan Performance Improvement.
Jasa advisor ini lebih berfokus ke arah jasa konsultasi terhadap klien, dimana klien meminta pendapat kepada mereka tentang hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan. Bisa bertanya di sisi legal perusahaan, peraturan pemerintah / daerah, operasional, dll.
Jasa advisor ini lebih berfokus ke arah jasa konsultasi terhadap klien, dimana klien meminta pendapat kepada mereka tentang hal-hal yang berkaitan dengan perusahaan. Bisa bertanya di sisi legal perusahaan, peraturan pemerintah / daerah, operasional, dll.
2) Assurance
Jenis jasa yang ditawarkan oleh EY di divisi ini, diantaranya,
1) Accounting
Compliance Report
Berfokus pada
ke-taatan pelaporan keuangan dibidang akuntansi. misalnya cara melakukan cost
accounting, plantation accounting (Untuk perusahaan sawit), Oil accounting.
2) Audit
Berfokus pada pemeriksaan
laporan keuangan kepada perusahaan
3) Fraud
Investigation
Berfokus pada
pemeriksaan terhadap perusahaan, apakah manajemen melakukan kecurangan (Fraud)
terhadap perusahaan.
4)
Climate Change and Sustainability
Kemungkinan merupakan
jasa yang berhubunganya dengan kejadian-kejadian ekonomi di suatu negara
(Politik) atau regulasi tentang global warning.
3) Tax
Merupakan jenis jasa yang berhubungan dengan pajak perusahaan.
Jenis yang ditawarkan oleh EY cukup beragam, ada yang berhubungan dengan issue
yang berat seperti Transfer Pricing, Cross Border Tax, ada juga jasa yang
ditawarkan masih sebatas normal seperti jasa VAT, GTS dan Personal tax.
4) Transaction
Jenis jasa yang berhubungan
dengan kegiatan-kegiatan transaksi yang dilakukan oleh perusahaan. Jasa yang
ditawarkan bisa mencakup konsultasi transaksi dalam proses akuisisi perusahaan,
konsultasi transaksi yang berhubungan dengan pajak , operasional transaksi
perusahaan, dll.
Beberapa perusahaan
yang diaudit oleh EY di Indonesia :
1) Bank
Bukopin
2) Indofood
Sukses Makmur
3) PT
Kalbe Farma
4) Telkom
Indonesia
4. KMPG
KMPG terdiri dari
beberapa nama pendirinya itu sendiri. yaitu K dari Klijnveld,
P dariPeat, M dari Marwick, dan G dari Goerdeler. KAP
yang berkantor di Netherlands (Belanda) ini mempunyai lebih dari 152.000
karyawan dan beroperasi di lebih dari 145 negara di dunia.Pendapatan Global
KPMG berada di nomor 4 setelah EY, yaitu sebanyak USD 23.4 Billion. Di
Indonesia sendiri, KPMG berafiliasi dengan KAP lokal yaitu KAP Siddharta &
Widjaja.
Berbagai jasa yang ditawarkan KMPG
,diantaranya:
1) Audit
Service
Jasa pemeriksaan
laporan keuangan terhadap perusahaan ini umumnya adalah core business dari
setiap kantor akuntan publik.
2) Tax
Service
Jasa di bidang perpajakan jika perusahaan mengalami kesulitan di
bidang pajak, khususnya untuk masalah juridiksi perpajakan, transfer pricing,
pajak internasional.
3) Advisory
Service
Jika perusahaan mengalami kesulitan dalam mengembangkan bisnis
takut akan resiko yang muncul. Maka jasa inilah yang bisa menjadi solusi
ketidakpastian tersebut.
4) Japanese
Business Desk
Jasa ini mengarah terhadap perusahaan-perusahaan
jepang yang ada di Indonesia, Jasa yang ditawarkan hampir sama seperti diatas
(Audit, Tax, Advisory), namun segmentasi nya lebih kepada perusahaan-perusahaan
jepang.
5) Korean
Business Desk
Menurut penulis, jasa ini lebih terhadap
perusahaan-perusahaan korea yang ada di Indonesia, jasa yang ditawarkan hampir
sama seperti diatas (Audit, Tax, Advisory), namun segmentasi nya lebih kepada
perusahaan-perusahaan korea.
Perusahaan-perusahaan
yang diaudit oleh KPMG Indonesia adalah :
1. Bank
Permata
2. Bank
BCA
3. Gudang
Garam
4. Standard
Chartered Bank
SUMBER:
http://id.wikipedia.org/wiki/Empat_Besar_%28firma_audit%29
www.auditormu.com
http://www.academia.edu/6699329/BIG_EIGHT_BIG_FIVE_BIG_FOUR
www.wikipedia.org
1. Pengertian
Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual adalah suatu konstitusi,
suatu system koheren dari hubungan anatara tujuan dan fundamental yang dapat
mendorong standar yang konsisten dan yang menjelaskan sifat, fungsi dan
keterbatasan akuntansi keuangan dan laporan keuangan.
Kerangka kerja konseptual dimaksudkan untuk
konstitusi dalam proses penyusunan standar. Tujuannya adalah memberikan
petunjuk dalam menyelesaikan perselisihan yang meningkat selama proses
penyusunan standar dengan mempersempit pertanyaan, apakah standar telah sesuai
dengan kerangka konseptual ataukah tidak. Secara lengkap, kerangka kerja
konseptual adalah :
Petunjuk FASB dalam menetapkan standar akuntansi
Menyediakan kerangka acuan untuk menyelesaikan
pertanyaan sebelum ada standar khusus yang mengaturnya.
Menentukan batasan pertimbangan dalam penyusunan
laporan keuangan
Mempertinggi komparabilitas dengan menurunkan jumlah
alternative metode akuntansi.
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework)
didefinisikan oleh FASB sebagai :
“a coherent system of interrelated objectives and
fundamentals that is expected to lead to consistent standards and that
prescribes the nature, function, and limits of financial accounting and
reporting”.
Kerangka kerja konseptual (conceptual framework)
adalah suatu sistem koheren yang terdiri dari tujuan dan konsep fundamental
yang saling berhubungan, yang menjadi landasan bagi penetapan standar yang
konsisten dan penentuan sifat, fungsi, serta batas- batas dari akuntansi
keuangan dan laporan keuangan.
Yang dimaksud tujuan adalah tujuan pelaporan
keuangan. Sedangkan fundamentals (kaidah-kaidah pokok) adalah
konsep-konsep yang mendasarai akuntansi keuangan, yakni yang menuntun kepada
pemilihan transaksi, kejadian, dan keadaan-keadaan yang harus
dipertanggungjawabkan, pengakuan dan pengukurannya, cara meringkas serta
mengkomunikasikannya kepada pihak-pihak yang berkepentingan.
Konsep-konsep yang bersifat pokok atau fundamental,
artinya bahwa konsep-konsep lainnya mengalir dari konsep-konsep pokok tersebut
yang diperlukan sebagai referensi berulang-ulang dalam menetapkan, menafsirkan,
dan menetapkan standar akuntansi keuangan dan pelaporan.
Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual
Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan
pemahaman dan keyakinan pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan
akan menaikkan komparabilitas antar laporan keuangan perusahaan.
Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan
secara cepat jika mengacu pada kerangka teori yang telah ada
2. Perumusan
Kerangka Konseptual
Proses perumusan kerangka konseptual pada dasarnya
merupakan proses evolusi yang dihasilkan dari pekerjaan/proyek sebelumnya.
Upaya dilakukan sebelum dihasilkan kerangka konseptual, dapat dilacak pada
berbagai publikasi.
Kebutuhan akan Kerangka Kerja Konseptual
Kerangka kerja konseptual akan meningkatkan
pemahaman dan keyakinan pemakai laporan keuangan atas pelaporan keuangan, dan
akan menaikkan komparabilitas antar laporan keuangan perusahaan.
Masalah-masalah yang baru akan dapat dipecahkan
secara cepat jika mengacu pada kerangka teori yang telah ada
Sumber : http://akuntansisangatmudah.blogspot.co.id/2014/04/kerangka-konseptual-teori-akuntansi.html
Kelompok
Eka evisesman zendrato (222124020)
Rizky j pratama (26212609)
Kasus
Etika Masalah Arthur Andersen
Keruntuhan BFA
Skandal Baptist Foundation of Arizona (BFA) menjadi
kebangkrutan terbesar perusahaan amal nirlaba dalam sejarah AS, dimana Andersen
bertindak sebagai auditornya. Mereka dianggap menipu investor sebesar $570 juta.
BFA didirikan untuk menghimpun dana dan mengelola gereja di Arizona. Lembaga
ini bekerja seperti bank, membayar bunga deposito yang digunakan sebagian besar
untuk berinvestasi di Arizona real estate. Ini merupakan investasi yang lebih
spekulatif daripada apa yang dilakukan lembaga pembaptis lainnya.
Masalah dimulai ketika pasar real estate mengalami penurunan, dan manajemen
dituntut untuk menghasilkan keuntungan. Karenanya, pengurus yayasan diduga
menyembunyikan kerugian dari investor sejak 1986 dengan menjual beberapa
properti dengan harga tinggi kepada entitas-entitas yang telah meminjam uang
dari ayyasan yang tak mungkin membayar properti kecuali kondisi pasar real
estate berbalik. Dalam dokumen pengadilan apa yang disebut dengan “skema Ponzi”
setelah kasus peniupuan yang terkenal, pejabat yayasan diduga mengambil uang
dari investor baru untuk membayar investor yang sudah ada untuk menjaga arus
kas. Sementara itu, pejabat puncak menerima gaji. Skema ini akhirnya terurai,
mengarah pada investigasi kriminal dan tuntutan terhadap BFA dan Andersen.
Akhirnya, yayasan mengajukan petisi Bab 11 mengenai perlindungan kebangkrutan
pada tahun 1999.
Gugatan investor terhadap Andersen menuduh perusahaan ini melakukan pemalsuan
dan menyesatkan laporan keuangan BFA. Dala sebuah pernyataannya di tahun 2000,
Andersen merespon rasa simpatinya kepada BFA tetapi membela keakuratan dengan
opininya tentang audit. Namun setelah dua tahun penyelidikan, laporan
menunjukkan bahwa Andersen sudah diperingatkan kemungkinan kegiatan penipuan
oleh beberapa karyawan BFA, yang akhirnya perusahaan setuju untuk membayar $217
juta untuk menyelesaikan gugatan dengan pemegang saham pada taun 2002.
Sunbeam
Masalah Andersen dengan Sunbeam bermula dari
kegagalan audit yang membuat kesalahan serius pada akuntansinya yang akhirnya
menghasilkan tuntutan class action dari investor Sunbeam. Baik dari gugatan
hukum dan perintah sipil yang diajukan SEC menuduh Sunbeam membesar-besarkan
penghasilan melaului strategi penipuan akuntansi, seperti pendapatan “cookie
jar”, recording revenue on contingent sales, dan mempercepat penjualan dari
periode selanjutnya ke kuartal masa kini. Perusahaan juga dituduh melakukan hal
yang tidak benar melakukan transaksi “bill-and-hold”, dimana menggembungkan
pesanan bulan depan dari pengiriman sebenarnya dan tagihannya.
Akibatnya, Sunbeam dipaksa meyatakan kembali laporan keuangan selama enam
kuartal. SEC juga menuduh Arthur Andersen. Pada 2001, Sunbeam mengajukan petisi
kepada Pengadilan kepailitan AS Distrik Selatan New York dengan Bab 11 Judul 11
tentang aturan kebangkrutan. Agustus 2002, pengadilan memutuskan pembayaran
sebesar $141 juta. Andersen setuju membayar $110 juta untuk menyeleaikan klaim
tanpa mengakui kesalahan dan tanggung jawab. Sunbeam mengalami kerugian
pemegang saham sebesar $4,4 miliar dan kehilangan ribuan karyawannya. Sunbeam
terbebas dari kebangkrutan.
Waste Management
Andersen juga terlibat dalam pengadilan atas data
akuntansi yang dipertanyakan mengenai pendapatan yang berlebih sebesar $1,4
miliar dari Waste Management. Gugatan diajukan oleh SEC atas penipuan laporan
keuangan selama lebih dari lima tahun. Menurut SEC, Waste Management membayar
jasa audit kepada Andersen, yang menyarankan bahwa bisa memperoleh biaya
tambahan melalui “tugas khusus”. Awalnya Andersen mengidentifikasi
praktek-praktek akuntansi yang tidak tepat dan disajikan kepada Waste
Management. Namun pimpinan Waste Management menolak mengkoreksi. Hal ini
dilihat oleh SEC sebagai upaya menutupi penipuan masa lalu untuk melakukan
penipuan masa depan. Hasilnya, Andersen harus membayar $220 juta ke pemegang
saham Waste Management dan $7 juta ke SEC. Andersen dipaksa untuk melakukan
perjanjian untuk tidak melakukan laporan palsu di masa mendatang atau izin
usahanya akan dicabut – suatu persetujuan yang kemudian memutuskan hubungannya
dengan Enron.
Enron
Bulan Oktober 2001, SEC mengumumkan investigasi
akuntansi Enron, salah satu klien terbesar Andersen. Dengan Enron, Andersen
mampu membuat 80 persen perusahaan minyak dan gas menjadi kliennya. Namun, pada
November 2001 harus mengalami kerugian sebesar $586 juta. Dalam sebulan, Enron
bangkrut.
Departemen Kehakiman AS menmulai melakukan penyelidikan kriminal pada 2002 yang
mendorong Andersen dan kliennya runtuh. Perusahaan audit akhirnya mengakui
telah menghancurkan dokumen yang berkaitan dengan audit Enron yang menghambat
putusan. Atas kasus itu, Nancy Temple, pengacara Andersen meminta perlindungan
Amandemen Kelima yang dengan demikian tidak memiliki saksi. Banyak pihak yang
menamainya sebagai “bujukan koruptif” yang menyesatkan. Dia menginstruksikan
David Duncan, supervisor Andersen dalam pengawasan rekening Enron, untuk
menghapus namanya dari memo yang bisa memberatkannya.
Pada Juni 2005, pengadilan memutuskan Andersen bersalah menghambat peradilan,
menjadikannya perusahaan akuntan pertama yang dipidana. Perusahaan setuju untuk
menghentikan auditing publik pada 31 Agustus 2002, yang pada prinsipnya mematikan
bisnisnya.
Perusahaan Telekomunikasi
Sayangnya, tuduhan penipuan tidak berakhir pada
kasus Enron. Berita segera muncul ketika WorldCom, klien terbesar Andersen,
memiliki penyimpangan sebesar $3,9 miliar. Harga sahamnya kemudian jatuh dan
investor melayangkan serangkaian tuntutan hukum yang mengirim WorldCOm ke
Pengadilan Kepailitan. Andersen menyalahkan WorldCom dan bersikeras bahwa
penyimpangan tidak pernah diungkapkan kepada auditor dan bahwa ia telah
memenuhi standar SEC dalam auditnya. WorldCOm balik menuduh Andersen karena
gagal menemukan penyimpangan yang ada. Selama kasus Enron dan WorldCOm
berlanjut, banyak perusahaan-perusahaan lainnya dituduh melakukan penyimpangan
akuntansi.
Adapun dampak dari kasus terhadap SOX:
1. Pemerintah AS menerbitkan Sarbanes-Oxley Act
(SOX) untuk melindungi para investor dengan cara meningkatkan akurasi dan
reabilitas pengungkapan yang dilakukan perusahaan publik. Selain itu, dibentuk
pula PCAOB (Public Company Accounting Oversight Board) yang bertugas:
· Mendaftar KAP yang mengaudit perusahaan publik
· Menetapkan atau mengadopsi standar audit, pengendalian
mutu, etika, independensi dan standar lain yang berkaitan dengan audit
perusahaan publik.
· Menyelidiki KAP dan karyawannya, melakukan disciplinary hearings, dan
mengenakan sanksi jika perlu.
· Melaksanakan kewajiban lain yang diperlukan untuk meningkatkan standar
professional di KAP
· Meningkatkan ketaatan terhadap SOX, peraturan-peraturan PCAOB, standar
professional, peraturan pasar modal yang berkaitan dengan audit perusahaan
publik.
2. Perubahan-perubahan yang ditentukan dalam Sarbanes-Oxley Act
· Untuk menjamin independensi auditor, maka KAP dilarang memberikan jasa non
audit kepada perusahaan yang diaudit. Berikut ini adalah sejumlah jasa non
audit yang dilarang :
a. Pembukuan dan jasa lain yang berkaitan.
b. Desain dan implementasi sistem informasi keuangan.
c. Jasa appraisal dan valuation
d. Opini fairness
e. Fungsi-fungsi berkaitan dengan jasa manajemen
f. Broker, dealer, dan penasihat investasi
· Membutuhkan persetujuan dari audit committee perusahaan
sebelum melakukan audit. Setiap perusahaan memiliki audit committee ini karena
definisinya diperluas, yaitu jika tidak ada, maka seluruh dewan komisaris
menjadi audit committee.
· Melarang KAP memberikan jasa audit jika audit partnernya telah memberikan
jasa audit tersebut selama lima tahun berturut-turut kepada klien tersebut.
· KAP harus segera membuat laporan kepada audit committee yang menunjukkan
kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan, alternatif perlakuan-perlakuan
akuntansi yang sesuai standar dan telah dibicarakan dengan manajemen
perusahaan, pemilihannya oleh manajemen dan preferensi auditor.
· KAP dilarang memberikan jasa audit jika CEO, CFO, chief accounting officer,
controller klien sebelumnya bekerja di KAP tersebut dan mengaudit klien
tersebut setahun sebelumnya.
3. SOX melarang pemusnahan atau manipulasi dokumen yang dapat menghalangi
investigasi pemerintah kepada perusahaan yang menyatakan bangkrut. Selain itu,
kini CEO dan CFO harus membuat surat pernyataan bahwa laporan keuangan yang
mereka laporkan adalah sesuai dengan peraturan SEC dan semua informasi yang
dilaporkan adalah wajar dan tidak ada kesalahan material. Sebagai tambahan,
menjadi semakin banyak ancaman pidana bagi mereka yang melakukan pelanggaran
ini.
sejarah
SEJARAH THE BIG FOUR KAP (KANTOR AKUNTAN PUBLIK)
The Big FourAuditors adalah kelompok empat firma Jasa profesional dan akuntansi
internasional terbesar, yang menangani mayoritas pekerjaan audit untuk
perusahaan publik maupun perusahaan swasta.
Empat besar auditor tersebut adalah :
1. PricewaterhouseCoopers (PwC)
PricewaterhouseCoopers (PwC) adalah kantor jasa professional terbesar di dunia
saat ini. Kantor ini dibentuk pada tahun 1998 dari penggabungan usaha antara
Price Waterhouse dan Coopers & Lybrand. PwC adalah yang terbesar di antara
the Big Four auditors, yang lainnya adalah Deloitte, Ernst & Young dan
KPMG. Penghasilan gabungan Price Waterhouse Coopers di seluruh dunia mencapai
20.3 miliar dolar Amerika Serikat untuk tahun fiskal 2005, dan mempekerjakan
lebih dari 130.000 profesional di 148 negara. Di Amerika Serikat kantor ini
beroperasi dengan nama Price Waterhouse Coopers LLP yang merupakan perusahaan
swasta terbesar keenam.
2. Deloitte Touche Tohmatsu
Deloitte Touche Tohmatsu juga terkenal dengan merek Deloitte adalah urutan
kedua terbesar di dunia dalam bidang jasa profesional setelah
PricewaterhouseCoopers dan merupakan anggota dari the Big Four auditors, sebuah
kelompok kantor akuntan internasional terbesar didunia. Dalam tahun 2004,
dengan 16,4 miliar dolar Amerika Serikat, mereka merupakan yang terbesar di
antara the Big Four auditors dalam hal penghasilan. Sebagai tambahan dari jasa
akuntansi, Deloitte adalah satu dari kantor penasehat bisnis yang terbesar di
dunia yang menawarkan jasa manajemen strategik dan operasional pada
perusahaan-perusahaan dalam Fortune 500. Sebelumnya, kantor ini dikenal dengan
nama Deloitte & Touche yang terbentuk karena bergabungnya Touche Ross dan
Deloitte Haskins & Sells (di luar Kerajaan Inggris) pada tahun 1990. Dalam
tahun 1993, kantor internasional mengubah namanya menjadi Deloitte Touche
Tohmatsu, nama yang ketiga berasal dari kantor Tohmatsu & Co, yang
bergabung dengan Touche Ross dalam tahun 1975. Nama kantor ini merupakan
gabungan nama William Welch Deloitte, George Touche, dan Panglima Nobuzo
Tohmatsu.
3. Ernst & Young (EY)
Ernst & Young (EY atau E&Y) adalah perusahaan jasa profesional yang
merupakan salah satu dari the Big Four auditors, bersama dengan Price
Waterhouse Coopers (PwC), Deloitte Touche Tohmatsu (Deloitte), dan KPMG. Ernst
& Young merupakan perusahaan global yang terdiri dari sejumlah perusahaan
anggota. EY Global bermarkas di London, EY AS di New York, dan EY Indonesia di
Jakarta. Perusahaan (persekutuan/ perserikatan) ini merupakan hasil dari serangkaian
merger dari perusahaan-perusahaan pendahulunya. Persekutuan tertua didirikan
pada tahun 1849 di Inggris dengan nama Harding & Pullein. Pada tahun itu
juga, Frederick Whinney bergabung. Dia kemudian menjadi partner pada tahun
1859. Pada tahun 1894, seiring dengan bergabungnya anak- anaknya persekutuan
tersebut berganti nama menjadi Whinney, Smith & Whinney. Pada tahun 1903,
perusahaan Ernst & Ernst didirikan di Cleveland oleh Alwin dan Theodore
Ernst. Pada tahun 1906, Arthur Young & Company didirikan di Chicago oleh
Arthur Young. Pada awal tahun 1924, perusahaan-perusahaan AS tersebut
beraliansi dengan perusahaan dari Britania Raya, Young dengan Broad Paterson
& Co, dan Ernst dengan Whinney, Smith & Whinney. Pada 1979, Ernst &
Whinney terbentuk dan menjadi firma akuntansi keempat terbesar di dunia.
Pada tahun 1989, peringkat empat bergabung dengan peringkat lima, Arthur Young,
sehingga tercipta Ernst & Young ("EY"). Di Indonesia, EY
berafiliasi dengan Kantor Akuntan Publik Purwantono, Suherman & Surja
(PSS). Klien utama Ernst & Young antara lain Pertamina sudah dicuri PWC,
Bank Negara Indonesia (BNI), Bank Rakyat Indonesia (BRI), PT Krakatau Steel
& Group, Coca Cola Bottling Indonesia & Indosat.
4. KPMG
KPMG adalah salah satu perusahaan jasa profesional terbesar di dunia. KPMG
mempekerjakan 104.000 orang dalam partnership global menyebar di 144 negara.
Pendapatan komposit dari anggota KPMG pada 2005 adalah US$15,7 miliar. KPMG
memiliki tiga jalur layanan: audit, pajak, dan penasehat. KPMG adalah salah
satu anggota the Big Four auditors, bersama dengan PricewaterhouseCoopers,
Ernst & Young dan Deloitte. Setiap perusahaan nasional KPMG adalah sebuah
badan legal independen dan merupakan anggota dari KPMG internasional,
perusahaan Swiss Verein yang bermarkas besar di Belanda. Pada awal 2005,
perusahaan anggotanya di AS, KPMG LLP, dituduh oleh Departemen Kehakiman
Amerika Serikat atas penipuan dalam memasarkan perlindungan pajak yang
menyimpang dari hukum. Dalam suatu kesepakatan, KPMG LLP mengakui telah berbuat
kejahatan dengan menciptakan perlindungan pajak palsu untuk menolong
klien-kliennya yang kaya untuk menghindari pajak sebesar $2.5 miliar dan setuju
untuk membayar hukuman denda sebesar $456 juta. KPMG LLP tidak akan menghadapi
tuntutan hukum atas perbuatan kriminal ini selama ia setuju dengan
syarat-syarat dalam kesepakatan dengan pemerintah.
Sejarah The Big Four
Pada tahun 1979, ada 8 kantor akuntan publik besar yang dikenal dengan big 8
yang mendominasi di dunia internasional, Delapan kantor akuntan tersebut adalah
:
· Arthur Andersen
· Arthur Young & Company
· Coopers & Lybrand
· Ernst & Whinney
· Deloitte, Haskins and Sells (Gabungan Haskins & Sells dengan satu
perusahaan di eropa)
· KPMG (terbentuk karena bergabungnya Peat Marwick International dan KMG Group)
· Price Waterhouse
· Touche Ross
Pada Juni 1989 Ernst & Whinney memutuskan untuk bergabung dengan Arthur
Young dan kemudian membentuk Ernst & Young . Kemudian pada bulan Agustus
ditahun yang sama Deloitte, Haskins & Sells pun melakukan merger dengan
Touche Ross yang kemudian menghasilkan kantor akuntan Deloitte & Touche.
Maka dengan ini, kelompok big 8 berubah menjadi big 6 .
Pada Juli 1998 Kantor Akuntan Price Water house memutuskan untuk bergabung
dengan Kantor Coopers & Lybrand yang kemudian membentuk kantor akuntan
Price Waterhouse Coopers. Dengan terbentuknya kantor akuntan Price Waterhouse
Coopers ini, maka kelompok the big 6 berubah menjadi big 5 dengan anggota 5
Kantor Akuntan sebagai berikut :
· Arthur Andersen
· PricewaterhouseCoopers
· Deloitte Touche Tohmatsu
· Ernst & Young
· KPMG
Pada tahun 2001 terjadi suatu peristiwa yang kita kenal sebagai Skandal Enron.
Dalam Skandal Enron ini, kantor akuntan Arthur Andersen didakwa melawan hukum
karena menghancurkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan pengauditan Enron,
dan dianggap menutup-nutupi kerugian jutaan dolar dalam skandal Enron. Kejadian
ini menyebabkan kebangkrutan bisnis Arthur Andersen yang bersifat global.
Kantor-kantor partner di seluruh dunia yang berada di bawah bendera Arthur
Andersen seluruhnya dijual dan kebanyakan bergabung menjadi kantor akuntan
internasional lainnya Dengan adanya kejadian ini, maka hanya tersisa empat
kantor akuntan internasional yang kita kenal dengan nama big 4 sampai saat ini.
The Big Four di Indonesia
Berikut ini kantor akuntan Big Four dengan afiliasinya di Indonesia :
· KAP Purwantono, Sarwoko, Sandjaja Affiliate of Ernst & Young
· KAP Osman Bing Satrio Affiliate of Deloitte
· KAP Sidharta, Sidharta, Widjaja Affiliate of KPMG
· KAP Haryanto Sahari Affiliate of PwC
Tidak ada komentar:
Posting Komentar