apa itu akuntansi forensik ?
Akuntansi forensik adalah istilah
yang digunakan untuk menjelaskan kegiatan yang dilakukan yang berkaitan dengan
pencegahan dan pendeteksian penipuan dan kejahatan kerah putih.
Bolgna dan Lindquist (2006)
mendefinisikan akuntansi forensik sebagai aplikasi dari keterampilan finansial
dan investigatif mentalitas untuk memecahkan permasalahan dari isu-isu, sesuai
dengan konteks aturan dalam suatu upaya pembuktian. Menurut Grippo dan Ibex
(2003 dalam Singleton, 2006) mendefinisikan akuntansi forensik sebagai ilmu
pengetahuan yang berbeda dari audit tradisional tetapi bergabung dengan metode
audit dan prosedurnya untuk mengatasi permasalahan hukum. Sedangkan, menurut
Kumalahadi dari Ikatan Akuntan Indonesia (2009) akuntansi forensik merupakan
perpaduan antara accounting, auditing, dan kemampuan investigasi
yang menghasilkan kekhususan yang disebut forensic accounting. Keunikan
dari akuntansi forensik ini sendiri adalah metode ini memiliki kerangka
berpikir yang berbeda dari audit laporan keuangan. Audit laporan keuangan lebih
berprosedur dan kurang efektif dalam mendeteksi kecurangan sedangkan akuntansi
forensik lebih efektif digunakan dalam mendeteksi kecurangan karena dari
prosesnya metode ini terkadang lebih mengandalkan intuisi dan deduktif.
Menurut Prof. Dr. Gunadi, Msc, Ak (2009), akuntansi
bersifat konstruktif (bukti akuntansi ditata menjadi laporan) sedangkan
auditing bersifat analitis (menelusuri unsur laporan kembali ke bukti dan
mencari tahu ada tidaknya persuasian). Oleh karena itu, muncul yang dinamakan
audit forensik yaitu mengumpulkan bukti dan barang bukti untuk mendukung
penyelidikan, penyidikan, dan penuntutan atau pembelaan. Harapannya agar bukti
dan barang bukti dapat diterima sebagai alat bukti oleh majelis hakim. Contoh
bukti yang dikumpulkan melalui audit forensik suatu kasus kejahatan keuangan
adalah sebagai berikut:
- Aliran dana dari satu orang/ perusahaan/ lembaga ke orang/ perusahaan/ lembaga yang lain bisa terlihat sebagai transfer bank biasa tanpa unsur niat jahat dan perbuatan melawan hukum.
- Pemberian uang tunai (rupiah atau valas) bisa nampak sebagai transaksi pinjam meminjam biasa atau bantuan.
- Bukti percakapan telepon yang dikumpulkan melalui penyadapan dapat mengukuhkan keyakinan hakim bahwa aliran dana tersebut bukan semata-mata bantuan atau pinjaman kepada teman.
- Keterangan mengenai penghasilan yang belum dilaporkan, dapat menjadi bukti tindak pidana perpajakan maupun korupsi. Auditor forensik melacak dari kekayaan, penghasilan yang dilaporkan pada dua periode berturutan (SPT) dan pengakuan pengeluaran (adanya pembayaran fiskal luar negeri, dsb).
Kemampuan
audit forensik untuk mengungkap kejahatan keuangan melalui pengumpulan
bukti-bukti yang lebih bersifat rahasia memotivasi klien mempertimbangkan
menggunakan jasa seorang auditor forensik di samping seorang auditor laporan
keuangan dalam rangka mendeteksi kecurangan yang dapat mengakibatkan salah saji
material dalam laporan keuangannya apalagi bila perusahaan mengalami
permasalahan hukum atau menerima sinyal ketidakberesan dalam perusahaannya.
Akuntansi forensik ini sendiri mulai berkembang di Amerika semenjak terjadinya
kasus Enron dan munculnya Sarbanes Oxley (SARBOX).