Standarisasi berbeda dengan harmonisasi (Choi,
2005). Standarisasi adalah penetapan aturan yang kaku, sempit dan bahkan
mungkin penerapan satu standar/aturan tunggal dalam segala situasi.
Standarisasi tidak mengakomodasi perbedaan-perbedaan antar negara, oleh karena
itu sulit diimplementasikan secara internasional.
Harmonisasi jauh lebih fleksibel dan terbuka,
tidak menggunakan pendekatan satu untuk semua, tetapi mengakomodasi beberapa
perbedaan. Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan komparabilitas
(kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar
praktik tersebut dapat beragam. Standar harmonisasi bebas dari konflik logika
dan dapat meningkatkan daya banding informasi keuangan yang berasal dari
berbagai negara. Secara sederhana harmonisasi dapat diartikan bahwa suatu
negara tidak mengikuti sepenuhnya standar yang berlaku secara internasional.
Negara tersebut hanya membuat standar akuntansi yang mereka miliki tidak
bertentangan dengan standar akuntansi internasional. Menurut Media Akuntansi
Desember 2005, Harmonisasi akuntansi dimaksudkan agar standar akuntansi yang
dikeluarkan oleh badan penyusun standar di setiap negara selaras denga IAS
(International Accounting Standards) yang ditetapkan oleh IASC. Tidak perlu sama
pengaturannya secara teknis, asalkan tidak saling bertentangan maka standar 4
akuntansi nasional dikatakan harmonis denga IAS. Pada tahun 1980-1990an,
harmonisasi adalah kata yang sering disebut, namun pada tahun 1990-saat ini, di
kalangan profesi akuntan di dunia menggunakan istilah konvergensi.
Konvergen/Convergen menurut IASB adalah “the same word by word in English”.
Upaya untuk melakukan harmonisasi standar
akuntansi telah dimulai jauh sebelum pembentukan Komite Standar
Akuntansi Internasional pada tahun 1973. Baru-baru ini sejumlah perusahaan yang
berusaha memperoleh modal di luar negara asal dan para investor yang berusaha
melakukan diversifikasi investasi secara internasional menghadapi masalah yang
makin meningkat sebagai akibat perbedaan nasional dalam hal akuntansi,
pengungkapan dan audit. Harmonisasi akuntansi mencakup:
1. Standar akuntansi (yang berkaitan dengan
pengukuran dan pengungkapannya)
2. Pengungkapan yang dibuat oleh
perusahaan-perusahaan publik terkait dengan penawaran surat berharga dan
pencatatan pada bursa efek
3. Standar audit
Adapun manfaat harmonisasi internasional adalah :
1. Secara umum semua laporan keuangan menggunakan
bahasa Inggris sebagai bahasa induk, karena bahasa Inggris digunakan di seluruh
dunia
2. Kalangan usaha akan mengalami manfaat yang
cukup besar dalam perencanaan biaya, biaya sistem dan pelatihan.
Kerugian yang diperoleh dengan adanya
harmonisasi adalah : perpajakan dan jaminan sosial berpengaruh terhadap
efisiensi nasional. Persetujuan akan sistem perpajakan akan menjadi pendirian
seperti sistem kartel dan akan menghilangkan manfaat yang akan diperoleh dalam
persaiangan antar negara. Selanjutnya, bagaimana dengan GAAP global yang
terharmonisasi? Tentu saja mempunyai manfaat antara lain :
1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi
dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan berarti. Standar pelaporan
keuangan yang berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh
dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
2. Investor dapat membuat keputusan investasi
yang lebih baik, portofolio akan lebih beragam dan resiko keuangan berkurang.
3. Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses
pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi.
4. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas
pembuatan standar dapat disebarkan dan mengembangkan standar global yang
berkualitas tinggi.
Beberapa pihak mengatakan bahwa penentuan
standar internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang
rumit. Hal ini juga dikatakan merupakan sebuah taktik KAP-KAP besar yang
menyediakan jasa akuntansi internasional untuk memperluas pasarnya. Adopsi
standar internasional akan menimbulkan standar yang berlebihan dan dampaknya,
perusahaan harus merespon tekanan nasional, politik, sosial dan ekonomi yang
semakin meningkat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional
yang rumit dan berbiaya besar. Pendapat lain mengatakan, pasar modal
internasional telah berkembang baik tanpa adanya GAAP global. Harmonisasi
prinsip akuntansi internasional tampaknya tidak akan terwujud, tidak ada pihak
dominan, tidak ada badan berwenang yang memiliki kemampuan menetapkan adopsi
GAAP global.
IASB (International Accounting Standards
Board) yang sebelumnya disebut IASC, menginginkan agar standar akuntansi
seluruh anggotanya konvergen dengan IFRS. Alasan IASB memilih penerapan
konvergensi bukan harmonisasi adalah, karena pengaturan yang konvergen akan
meningkatkan daya banding laporan keuangan seluruh dunia serta tidak ada
permasalahan time lags.
Konvergensi standar akuntansi merupakan
istilah umum dalam IASB. Konvergensi standar akuntansi internasional dan
nasional mencakup penghapusan perbedaan secara bertahap yang mencari solusi
terbaik atas masalah-masalah akuntansi dan pelaporan. Apabila telah diterapkan
konvergensi, maka tidka ada lagi perbedaan-perbedaan akuntansi.Konvergensi IFRS
2012 IAI menyatakan bahwa Indonesia akan menerapkan program konvergensi IFRS
atau Indonesian GAAP yang akan dikonvergensikan secara penuh pada tanggal 1
Januari 2012. Menurut Jurnal Akuntan Indonesia (Juni, 2009):
1. PSAK 50 (revisi 2006) dan PSAK 55 (revisi
2006) yang semula berlaku efektif untuk periode pada satau setelah 1 Januari
2009 diubah menjadi 1 Januari 2010.
2. PSAK 50 mengacu pada IAS 32 (revisi 2005),
mengenai Instrumen keuangan: penyajian dan pengungkapan.
3. PSAK 55 mengacu pada IAS 39 (revisi 2005),
mengenai Instrumen keuangan: pengakuan dan pengukuran.
Menurut jurnal IAI 2009, banyak pihak yeng meragukan
karena PSAK 50 dan 55 yang ditetapkan tahun 2006, implementasinya masih diundur
hingga 2010. Namun sebagai perbandingan, IFRS setebal 2000-an halaman, 600-an
halaman diantaranya membahas IAS 32 dan 39. Artinya materi IAS 32 dan 39 (PSAK
50 dan 55) tidaklah sederhana. IAI tetap berpegang pada keputusannya yaitu
melakukan konvergensi IFRS. Konvergensi standar akuntansi dapat dilakukan
dengan 3 cara yaitu: harmonisasi (membuat standar sendiri yang tidak berkonflik
dengan IFRS), adaptasi (membuat standar sendiri yang disesuaikan dengan IFRS),
atau adopsi (mengambil langsung dari IFRS). Apabila adopsi penuh IFRS
dilakukan, maka laporan keuangan berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi
signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Manfaat Adopsi penuh IFRS:
1. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan
dengan menggunakan SAK (Standar Akuntansi Keuangan) yang dikenal secara
internasional.
2. Meningkatkan arus investasi global melalui
transparansi.
3. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang
fund raising melalui pasar modal global.
4. Menciptakan efisiensi laporan keuangan.
Strategi adopsi ada dua cara, yaitu:
1. Big Bang Strategy, adopsi penuh dilakukan
sekaligus tanpa masa transisi (strategi ini biasanya digunakan oleh
negara-negara maju dan sebagian kecil negara berkembang seperti : Afrika
Selatan).
2. Gradual Strategy, adopsi secara bertahap,
dengan masa transisi.
Adapun arah pengembangan PSAK:
1. Untuk PSAK yang sama dengan IFRS, maka
dilakukan revisi PSAK dan /atau diterbitkan PSAK yang baru.
2. Untuk PSAK industry khusus, maka dihilangkan
dan /atau diterbitkan pedoman Akuntansi.
3. Untuk PSAK derivasi UU, maka dipertahankan.
4. Untuk PSAK yang belum/tidak diatur dalam IFRS,
amaka dikembangkan
Proses Konvergensi PSAK dengan IFRS akan berdampak pula terhadap
pendidikan yaitu:
1. Perubahan mind stream dan rule –based kepada
principle based.
2. Banyak menggunakan professional judgment
:pemahaman substansi dan prinsip yang diatur serta integritas.
3. Banyak menggunakan fair value accounting
:perubahan dari income statement approach ke balance sheet approach.
4. IFRS selalu berubah dan konsep yang digunakan
dalam suatu IFRS dapat berbeda dengan IFRS lain, misalnya lease menggunakan
risk and rewardconcept dan pemutakhiran IFRS merupakan suatu keharusan.
5. Perubahan textbook dari US GAAP kepada IFRS.
Bagaimana halnya dengan Indonesia?Cara mana
yang ditempuh dalam melakukan konvergensi? Indonesia memilih untuk melakukan
adopsi. Namun bukan adopsi penuh, mengingat adanya perbedaan sifat bisnis dan
regulasi di Indonesia. Oleh karena itu, saat ini Standar Akuntansi Keuangan
milik Indonesia sebagian besar sudah sama dengan IFRS. Indonesia melakukan
konvergensi IFRS ini karena Indonesia sudah memiliki komitmen dalam kesepakatan
dengan negara-negara G-20. Tujuan kesepakatan tersebut adalah untuk
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan. Selain
itu, konvergensi IFRS akan meningkatkan arus investasi global melalui
keterbandingan laporan keuangan (saat ini sekitar 120 negara sudah berkomitmen
untuk melakukan konvergensi IFRS). Konvergensi IFRS seharusnya dicapai Indonesia
pada tahun 2008, namun karena beberapa hal, DSAK (Dewan Standar Akuntansi
Keuangan) berkomitmen bahwa konvergensi akan dicapai pada 1 Januari 2012.
Kegagalan Indonesia untuk mencapai konvergensi pada tahun 2008 ini harus
dibayar dengan masih tingginya tingkat suku bunga kredit untuk Indonesia yang
ditetapkan oleh World Bank. Hal ini dikarenakan World Bank menganggap investasi
Indonesia masih beresiko karena penyajian laporan keuangan masih menggunakan
Standar Akuntansi buatan Indonesia (belum IFRS).
Di dunai internasional, IFRS telah diadopsi
oleh banyak negara, termasuk negara-negara Uni Eropa, Afrika, Asia, Amerika
Latin dan Australia. Di kawasan Asia, Hongkong, Filipina dan Singapura pun
telah mengadopsinya. Sejak 2008, diperkirakan ada sekitar 80 negara
mengharuskan perusahaan yang telah terdaftar dalam bursa efek global menerapkan
IFRS dalam mempersiapkan dan mempresentasikan laporan keuangan. Dalam konteks
Indonesia, meskipun banyak pro dan kontra Konvergensi IFRS dengan PSAK (Pedoman
Standar Akuntansi Keuangan) merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin
dayasaing nasional. Perubahan tatacara pelaporan keuangan dari GAAP, PSAK atau
lainnya ke IFRS berdampak sangat luas. IFRS akan menjadi kompetensi wajib baru
bagi akuntan publik, penilai (appraiser), akuntan manajemen, regulator dan
akuntan pendidik. Mampukah para pekerja accounting menghadapi perubahan yang
secara terus-menerus akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar global
terhadap informasi keuangan? Bagaimana persiapan Indonesia menyambut IFRS ini?
Sejak tahun 2004, profesi akuntan di Indonesia telah melakukan harmonisasi
antara PSAK/Indonesian GAAP dan IFRS. Konvergensi IFRS diharapkan tercapai pada
2012. Walaupun IFRS masih belum diterapkan secara penuh saat ini, persiapan dan
kesiapan untuk menyambutnya akan memberikan daya saing tersendiri untuk entitas
bisnis di Indonesia. Tentunya implementasi IFRS ini akan membutuhkan biaya yang
sangat besar, energi dan waktu yang tidak ringan, tetapi biaya untuk tidak
mengadopsinya akan jauh lebih signifikan. Komitmen manajemen perusahaan
Indonesia untuk mengadopsi IFRS merupakan syarat mutlak untuk meningkatkan daya
saing perusahaan Indonesia di masa depan.
STANDARISASI SAMPAI DENGAN PENYUSUNAN SAK
Standarisasi berbeda dengan harmonisasi (Choi,
2005). Standarisasi adalah penetapan aturan yang kaku, sempit dan bahkan
mungkin penerapan satu standar/aturan tunggal dalam segala situasi.
Standarisasi tidak mengakomodasi perbedaan-perbedaan antar negara, oleh karena
itu sulit diimplementasikan secara internasional.
Harmonisasi jauh lebih fleksibel dan terbuka,
tidak menggunakan pendekatan satu untuk semua, tetapi mengakomodasi beberapa
perbedaan. Harmonisasi merupakan proses untuk meningkatkan komparabilitas
(kesesuaian) praktik akuntansi dengan menentukan batasan-batasan seberapa besar
praktik tersebut dapat beragam. Standar harmonisasi bebas dari konflik logika
dan dapat meningkatkan daya banding informasi keuangan yang berasal dari
berbagai negara. Secara sederhana harmonisasi dapat diartikan bahwa suatu
negara tidak mengikuti sepenuhnya standar yang berlaku secara internasional.
Negara tersebut hanya membuat standar akuntansi yang mereka miliki tidak
bertentangan dengan standar akuntansi internasional. Menurut Media Akuntansi
Desember 2005, Harmonisasi akuntansi dimaksudkan agar standar akuntansi yang
dikeluarkan oleh badan penyusun standar di setiap negara selaras denga IAS
(International Accounting Standards) yang ditetapkan oleh IASC. Tidak perlu sama
pengaturannya secara teknis, asalkan tidak saling bertentangan maka standar 4
akuntansi nasional dikatakan harmonis denga IAS. Pada tahun 1980-1990an,
harmonisasi adalah kata yang sering disebut, namun pada tahun 1990-saat ini, di
kalangan profesi akuntan di dunia menggunakan istilah konvergensi.
Konvergen/Convergen menurut IASB adalah “the same word by word in English”.
Upaya untuk melakukan harmonisasi standar
akuntansi telah dimulai jauh sebelum pembentukan Komite Standar
Akuntansi Internasional pada tahun 1973. Baru-baru ini sejumlah perusahaan yang
berusaha memperoleh modal di luar negara asal dan para investor yang berusaha
melakukan diversifikasi investasi secara internasional menghadapi masalah yang
makin meningkat sebagai akibat perbedaan nasional dalam hal akuntansi,
pengungkapan dan audit. Harmonisasi akuntansi mencakup:
1. Standar akuntansi (yang berkaitan dengan
pengukuran dan pengungkapannya)
2. Pengungkapan yang dibuat oleh
perusahaan-perusahaan publik terkait dengan penawaran surat berharga dan
pencatatan pada bursa efek
3. Standar audit
Adapun manfaat harmonisasi internasional adalah :
1. Secara umum semua laporan keuangan menggunakan
bahasa Inggris sebagai bahasa induk, karena bahasa Inggris digunakan di seluruh
dunia
2. Kalangan usaha akan mengalami manfaat yang
cukup besar dalam perencanaan biaya, biaya sistem dan pelatihan.
Kerugian yang diperoleh dengan adanya
harmonisasi adalah : perpajakan dan jaminan sosial berpengaruh terhadap
efisiensi nasional. Persetujuan akan sistem perpajakan akan menjadi pendirian
seperti sistem kartel dan akan menghilangkan manfaat yang akan diperoleh dalam
persaiangan antar negara. Selanjutnya, bagaimana dengan GAAP global yang
terharmonisasi? Tentu saja mempunyai manfaat antara lain :
1. Pasar modal menjadi global dan modal investasi
dapat bergerak di seluruh dunia tanpa hambatan berarti. Standar pelaporan
keuangan yang berkualitas tinggi yang digunakan secara konsisten di seluruh
dunia akan memperbaiki efisiensi alokasi modal.
2. Investor dapat membuat keputusan investasi
yang lebih baik, portofolio akan lebih beragam dan resiko keuangan berkurang.
3. Perusahaan-perusahaan dapat memperbaiki proses
pengambilan keputusan strategi dalam bidang merger dan akuisisi.
4. Gagasan terbaik yang timbul dari aktivitas
pembuatan standar dapat disebarkan dan mengembangkan standar global yang
berkualitas tinggi.
Beberapa pihak mengatakan bahwa penentuan
standar internasional merupakan solusi yang terlalu sederhana atas masalah yang
rumit. Hal ini juga dikatakan merupakan sebuah taktik KAP-KAP besar yang
menyediakan jasa akuntansi internasional untuk memperluas pasarnya. Adopsi
standar internasional akan menimbulkan standar yang berlebihan dan dampaknya,
perusahaan harus merespon tekanan nasional, politik, sosial dan ekonomi yang
semakin meningkat dan semakin dibuat untuk memenuhi ketentuan internasional
yang rumit dan berbiaya besar. Pendapat lain mengatakan, pasar modal
internasional telah berkembang baik tanpa adanya GAAP global. Harmonisasi
prinsip akuntansi internasional tampaknya tidak akan terwujud, tidak ada pihak
dominan, tidak ada badan berwenang yang memiliki kemampuan menetapkan adopsi
GAAP global.
IASB (International Accounting Standards
Board) yang sebelumnya disebut IASC, menginginkan agar standar akuntansi
seluruh anggotanya konvergen dengan IFRS. Alasan IASB memilih penerapan
konvergensi bukan harmonisasi adalah, karena pengaturan yang konvergen akan
meningkatkan daya banding laporan keuangan seluruh dunia serta tidak ada
permasalahan time lags.
Konvergensi standar akuntansi merupakan
istilah umum dalam IASB. Konvergensi standar akuntansi internasional dan
nasional mencakup penghapusan perbedaan secara bertahap yang mencari solusi
terbaik atas masalah-masalah akuntansi dan pelaporan. Apabila telah diterapkan
konvergensi, maka tidka ada lagi perbedaan-perbedaan akuntansi.Konvergensi IFRS
2012 IAI menyatakan bahwa Indonesia akan menerapkan program konvergensi IFRS
atau Indonesian GAAP yang akan dikonvergensikan secara penuh pada tanggal 1
Januari 2012. Menurut Jurnal Akuntan Indonesia (Juni, 2009):
1. PSAK 50 (revisi 2006) dan PSAK 55 (revisi
2006) yang semula berlaku efektif untuk periode pada satau setelah 1 Januari
2009 diubah menjadi 1 Januari 2010.
2. PSAK 50 mengacu pada IAS 32 (revisi 2005),
mengenai Instrumen keuangan: penyajian dan pengungkapan.
3. PSAK 55 mengacu pada IAS 39 (revisi 2005),
mengenai Instrumen keuangan: pengakuan dan pengukuran.
Menurut jurnal IAI 2009, banyak pihak yeng meragukan
karena PSAK 50 dan 55 yang ditetapkan tahun 2006, implementasinya masih diundur
hingga 2010. Namun sebagai perbandingan, IFRS setebal 2000-an halaman, 600-an
halaman diantaranya membahas IAS 32 dan 39. Artinya materi IAS 32 dan 39 (PSAK
50 dan 55) tidaklah sederhana. IAI tetap berpegang pada keputusannya yaitu
melakukan konvergensi IFRS. Konvergensi standar akuntansi dapat dilakukan
dengan 3 cara yaitu: harmonisasi (membuat standar sendiri yang tidak berkonflik
dengan IFRS), adaptasi (membuat standar sendiri yang disesuaikan dengan IFRS),
atau adopsi (mengambil langsung dari IFRS). Apabila adopsi penuh IFRS
dilakukan, maka laporan keuangan berdasarkan PSAK tidak memerlukan rekonsiliasi
signifikan dengan laporan keuangan berdasarkan IFRS. Manfaat Adopsi penuh IFRS:
1. Memudahkan pemahaman atas laporan keuangan
dengan menggunakan SAK (Standar Akuntansi Keuangan) yang dikenal secara
internasional.
2. Meningkatkan arus investasi global melalui
transparansi.
3. Menurunkan biaya modal dengan membuka peluang
fund raising melalui pasar modal global.
4. Menciptakan efisiensi laporan keuangan.
Strategi adopsi ada dua cara, yaitu:
1. Big Bang Strategy, adopsi penuh dilakukan
sekaligus tanpa masa transisi (strategi ini biasanya digunakan oleh
negara-negara maju dan sebagian kecil negara berkembang seperti : Afrika
Selatan).
2. Gradual Strategy, adopsi secara bertahap,
dengan masa transisi.
Adapun arah pengembangan PSAK:
1. Untuk PSAK yang sama dengan IFRS, maka
dilakukan revisi PSAK dan /atau diterbitkan PSAK yang baru.
2. Untuk PSAK industry khusus, maka dihilangkan
dan /atau diterbitkan pedoman Akuntansi.
3. Untuk PSAK derivasi UU, maka dipertahankan.
4. Untuk PSAK yang belum/tidak diatur dalam IFRS,
amaka dikembangkan
Proses Konvergensi PSAK dengan IFRS akan berdampak pula terhadap
pendidikan yaitu:
1. Perubahan mind stream dan rule –based kepada
principle based.
2. Banyak menggunakan professional judgment
:pemahaman substansi dan prinsip yang diatur serta integritas.
3. Banyak menggunakan fair value accounting
:perubahan dari income statement approach ke balance sheet approach.
4. IFRS selalu berubah dan konsep yang digunakan
dalam suatu IFRS dapat berbeda dengan IFRS lain, misalnya lease menggunakan
risk and rewardconcept dan pemutakhiran IFRS merupakan suatu keharusan.
5. Perubahan textbook dari US GAAP kepada IFRS.
Bagaimana halnya dengan Indonesia?Cara mana
yang ditempuh dalam melakukan konvergensi? Indonesia memilih untuk melakukan
adopsi. Namun bukan adopsi penuh, mengingat adanya perbedaan sifat bisnis dan
regulasi di Indonesia. Oleh karena itu, saat ini Standar Akuntansi Keuangan
milik Indonesia sebagian besar sudah sama dengan IFRS. Indonesia melakukan
konvergensi IFRS ini karena Indonesia sudah memiliki komitmen dalam kesepakatan
dengan negara-negara G-20. Tujuan kesepakatan tersebut adalah untuk
meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam pelaporan keuangan. Selain
itu, konvergensi IFRS akan meningkatkan arus investasi global melalui
keterbandingan laporan keuangan (saat ini sekitar 120 negara sudah berkomitmen
untuk melakukan konvergensi IFRS). Konvergensi IFRS seharusnya dicapai Indonesia
pada tahun 2008, namun karena beberapa hal, DSAK (Dewan Standar Akuntansi
Keuangan) berkomitmen bahwa konvergensi akan dicapai pada 1 Januari 2012.
Kegagalan Indonesia untuk mencapai konvergensi pada tahun 2008 ini harus
dibayar dengan masih tingginya tingkat suku bunga kredit untuk Indonesia yang
ditetapkan oleh World Bank. Hal ini dikarenakan World Bank menganggap investasi
Indonesia masih beresiko karena penyajian laporan keuangan masih menggunakan
Standar Akuntansi buatan Indonesia (belum IFRS).
Di dunai internasional, IFRS telah diadopsi
oleh banyak negara, termasuk negara-negara Uni Eropa, Afrika, Asia, Amerika
Latin dan Australia. Di kawasan Asia, Hongkong, Filipina dan Singapura pun
telah mengadopsinya. Sejak 2008, diperkirakan ada sekitar 80 negara
mengharuskan perusahaan yang telah terdaftar dalam bursa efek global menerapkan
IFRS dalam mempersiapkan dan mempresentasikan laporan keuangan. Dalam konteks
Indonesia, meskipun banyak pro dan kontra Konvergensi IFRS dengan PSAK (Pedoman
Standar Akuntansi Keuangan) merupakan hal yang sangat penting untuk menjamin
dayasaing nasional. Perubahan tatacara pelaporan keuangan dari GAAP, PSAK atau
lainnya ke IFRS berdampak sangat luas. IFRS akan menjadi kompetensi wajib baru
bagi akuntan publik, penilai (appraiser), akuntan manajemen, regulator dan
akuntan pendidik. Mampukah para pekerja accounting menghadapi perubahan yang
secara terus-menerus akan dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pasar global
terhadap informasi keuangan? Bagaimana persiapan Indonesia menyambut IFRS ini?
Sejak tahun 2004, profesi akuntan di Indonesia telah melakukan harmonisasi
antara PSAK/Indonesian GAAP dan IFRS. Konvergensi IFRS diharapkan tercapai pada
2012. Walaupun IFRS masih belum diterapkan secara penuh saat ini, persiapan dan
kesiapan untuk menyambutnya akan memberikan daya saing tersendiri untuk entitas
bisnis di Indonesia. Tentunya implementasi IFRS ini akan membutuhkan biaya yang
sangat besar, energi dan waktu yang tidak ringan, tetapi biaya untuk tidak
mengadopsinya akan jauh lebih signifikan. Komitmen manajemen perusahaan
Indonesia untuk mengadopsi IFRS merupakan syarat mutlak untuk meningkatkan daya
saing perusahaan Indonesia di masa depan.
MandiriQQ sudah menjadi situs online paling terpercaya. Hanya dengan sekali registrasi anda bisa menikmati 7 permainan sekaligus.
BalasHapus1. POKER
2. DOMINOQQ
3. CAPSA SUSUN
4. BANDARQ
5. ADUQ
6. BANDAR POKER
7. SAKONG
Hanya dengan melakukan minimal deposit (20.000) anda sudah bisa ikut bermain dalam permainan di atas, tertarik untuk bermain? silahkan buka link berikut : www.mandirimenang.com
Atau masih ingin bertanya lebih lanjut silahkan hubungi CS kami di MandiriQQ yang melayani selama 24 jam. Kunjungi dan daftarkan diri anda segera di www.mandirimenang.com
Mau main POKER ONLINE? Belum tau mau main dimana?
BalasHapusCoba mampir ke situs kami yuk, di dadudomino .com
Kami menyediakan tempat untuk anda menyalurkan hobi anda dan mempertaruhkan hoki anda.
Merasa HOKInya bagus terus? Coba yaa, jangan lupa mampir dan DAFTAR!
Kami memiliki 7 buah permainan yang bisa anda coba hanya dengan melakukan sekali registrasi loh.
| POKER | BANDAR POKER | ADUQ | DOMINOQQ | BANDARQ | CAPSA SUSUN | SAKONG |
Cukup deposit Rp 20.000,- anda sudah bisa memainkan permainanya, coba aja kali siapa tau menang, namanya juga taruhan HOKI.
Kalau masih ada yang ingin ditanyakan, bisa langsung ke live chat kami ya, atau silahkan add bbm kami di 2BE2B4B7.
Ditunggu kedatangannya ya :)
PAITO4D | AGEN JUDI ONLINE TERPECAYA !
BalasHapusMain Bola, Togel, Live Casino, Poker, Slot game cukup hanya dalam 1 ID di Paito4D ! Livechat 24 Jam Online. Transaksi cepat & aman.
Dengan Minimal Deposit IDR 50.000
HOT PROMO Paito4D :
*Bonus Referral Togel 1% Seumur Hidup
*Bonus Deposit 10% Khusus Sportsbook & Games
*Bonus Cashback Sportsbook 5%-15%
*Bonus Rollingan Casino 0,8%
*Bonus Turnover Poker 0,3%
*Bonus Cashback Games & Sabung Ayam 5%
*Diskon Togel Paito4D :
-2D : 29%
-3D : 59%
-4D : 66%
NB : Syarat & Ketentuan Berlaku !
Kunjungi Paito4D & daftarkan diri anda sekarang juga !
Pin BBM : 335D7449
Whatsapp : +855966186170
Line : agpaito4d
PAITO4D | AGEN JUDI ONLINE TERPECAYA !
BalasHapusMain Bola, Togel, Live Casino, Poker, Slot game cukup hanya dalam 1 ID di Paito4D ! Livechat 24 Jam Online. Transaksi cepat & aman.
Dengan Minimal Deposit IDR 50.000
HOT PROMO Paito4D :
*Bonus Referral Togel 1% Seumur Hidup
*Bonus Deposit 10% Khusus Sportsbook & Games
*Bonus Cashback Sportsbook 5%-15%
*Bonus Rollingan Casino 0,8%
*Bonus Turnover Poker 0,3%
*Bonus Cashback Games & Sabung Ayam 5%
*Diskon Togel Paito4D :
-2D : 29%
-3D : 59%
-4D : 66%
NB : Syarat & Ketentuan Berlaku !
Kunjungi Paito4D & daftarkan diri anda sekarang juga !
Pin BBM : 335D7449
Whatsapp : +855966186170
Line : agpaito4d