Menurut Gorys Keraf, penalaran adalah suatu
proses berpikir yang menghubungkan fakta – fakta untuk memperoleh suatu
kesimpulan yang logis. Penalaran tidak hanya dapat dilakukan dengan memakai
fakta – fakta yang polos, tetapi penalaran juga dapat menggunakan fakta – fakta
yang berbentuk pendapat atau kesimpulan. Sebagai mahasiswa, kita dituntut untuk
mepunyai penalaran yang sangat peka terhadap setiap mata kuliah maupun keadaan
yang terjadi disekitarnya. Sedangkan dalam buku Cermat Berbahasa Indonesia
karangan E. Zaenal Arifin dan S. Amran Tasai, penalaran adalah suatu proses
berpikir manusia untuk menghubung-hubungkan data atau fakta yang ada sehingga
sampai pada suatu simpulan. Secara umum penalaran dapat diartikan sebagai
proses berpikir yang bertolak dari pengamatan indera (observasi empirik) yang
menghasilkan sejumlah konsep dan pengertian. Berdasarkan pengamatan yang
sejenis juga akan terbentuk proposisi – proposisi yang sejenis, berdasarkan
sejumlah proposisi yang diketahui atau dianggap benar, orang menyimpulkan
sebuah proposisi baru yang sebelumnya tidak diketahui. Proses inilah yang
disebut menalar.
Proposisi
Proposisi adalah pernyataan yang lengkap
dalam bentuk subjek-predikat atau term-term yang membentuk kalimat. Namun,
dalam permasalahan kali ini, proposisi memiliki pengertian penyataan yang dapat
dibuktikan benar atau salahnya.
Inferensi
Sebuah pekerjaan bagai pendengar (pembaca) yang selalu terlibat
dalam tindak tutur selalu harus siap dilaksanakan ialah inferensi. Inferensi
dilakukan untuk sampai pada suatu penafsiran makna tentang ungkapan-ungkapan
yang diterima dan pembicara atau (penulis). Dalam keadaan bagaimanapun seorang
pendengar (pembaca) mengadakan inferensi. Pengertian inferensi yang umum ialah
proses yang harus dilakukan pembaca (pendengar) untuk melalui makna harfiah
tentang apa yang ditulis (diucapkan) samapai pada yang diinginkan oleh saorang
penulis (pembicara).
Inferensi atau kesimpulan sering harus dibuat sendiri oleh
pendengar atau pembicara karena dia tidak mengetahui apa makna yang sebenarnya
yang dimaksudkan oleh pembicara/penulis. Karena jalan pikiran pembicara mungkin
saja berbeda dengan jalan pikiran pendengar, mungkin saja kesimpulan pendengar
meleset atau bahkan salah sama sekali. Apabila ini terjadi maka pendengar harus
membuat inferensi lagi. Inferensi terjadi jika proses yang harus dilakukan oleh
pendengar atau pembaca untuk memahami makna yang secara harfiah tidak terdapat
pada tuturan yang diungkapkan oleh pembicara atau penulis. Pendengar atau
pembaca dituntut untuk mampu memahami informasi (maksud) pembicara atau
penulis.
Inferensi adalah membuat simpulan berdasarkan ungkapan dan konteks
penggunaannya. Dalam membuat inferensi perlu dipertimbangkan implikatur.
Implikatur adalah makna tidak langsung atau makna tersirat yang ditimbulkan
oleh apa yang terkatakan (eksplikatur). Untuk menarik sebuah kesimpulan
(inferensi) perlu kita mengetahui jenis-jenis inferensi, antara lain;
1. Inferensi Langsung
Inferensi yang kesimpulannya ditarik dari hanya satu premis
(proposisi yang digunakan untuk penarikan kesimpulan). Konklusi yang ditarik
tidak boleh lebih luas dari premisnya.
Contoh:
Bu,
besok temanku berulang tahun. Saya diundang makan malam. Tapi saya tidak punya
baju baru, kadonya lagi belum ada”.
Maka
inferensi dari ungkapan tersebut: bahwa tidak bisa pergi ke ulang tahun
temanya.
Contoh:
Pohon
yang di tanam pak Budi setahun lalu hidup.
dari
premis tersebut dapat kita lansung menari kesimpulan (inferensi) bahwa: pohon
yang ditanam pak budi setahun yang lalu tidak mati.
2. Inferensi Tak Langsung
Inferensi
yang kesimpulannya ditarik dari dua / lebih premis. Proses akal budi membentuk
sebuah proposisi baru atas dasar penggabungan proposisi-preposisi lama.
Contoh:
A :
Anak-anak begitu gembira ketika ibu memberikan bekal makanan.
B :
Sayang gudegnya agak sedikit saya bawa.
Inferensi
yang menjembatani kedua ujaran tersebut misalnya (C) berikut ini.
C : Bekal yang dibawa ibu lauknya gudek komplit.
C : Bekal yang dibawa ibu lauknya gudek komplit.
Contoh yang lain;
A :
Saya melihat ke dalam kamar itu.
B :
Plafonnya sangat tinggi.
Sebagai
missing link diberikan inferensi, misalnya:
C:
kamar itu memiliki plafon
Implikasi
Implikasi berfungsi membandingkan antara hasil penelitian yang
lalu dengan hasil penelitian yang baru dilakukan.
Macam-macam implikasi:
1. Implikasi Teoritis
Pada bagian ini peneliti menyajikan gambar lengkap mengenai
implikasi teoretikal dari penelitian ini.Bagian ini bertujuan untuk meyakinkan
penguji pada mengenai kontribusi terhadap ilmu pengetahuan dalam teori-teori
yang digunakan untuk memecahkan masalah penelitian, tetapi juga implikasinya
bagi teori-teori yang relevan dengan bidang kajian utama yang disajikan dalam
model teoretis.
2. Implikasi
Manajerial
Pada bagian ini peneliti menyajian bergagai implikasi kebijakan
yang dapat dihubungkan dengan temuan-temuan yang dihasilkan dalam penelitian
ini.Implikasi manajerial memberikan kontribusi praksis bagi manajemen.
3. Implikasi
Metodologi
Bagian ini bersifat opsional dan menyajikan refleksi penulis
mengenai metodologi yang digunakan dalam penelitiannya.Misalnya pada bagian ini
dapat disajikan penjelasan mengenai bagian-bagian metode
penelitian mana yang telah dilakukan dengan sangat baik dan bagian mana yang
relatif sulit serta prosedur mana yang telah dikembangkan untuk mengatasi
berbagai kesulitan itu yang sebetulnya tidak digambarkan sebelumnya dalam
literatur mengenai metode penelitian. Peneliti dapat menyajikan dalam bagian
ini pendekatan-pendekatan yang dapat digunakan dalam penelitian lanjutan atau
penelitian lainnya untuk memudahkan atau untuk meningkatkan mutu dari
penelitian.
Wujud
Evidensi
Semua fakta yang ada, dan dapat
dihubung-hubungkan untuk membuktikan suatu kejadian. Evidensi juga sering
disebut sebangai bukti empiris.
Cara Menguji
Data
Data adalah deskripsi dari suatu kejadian
yang menghasilkan suatu kesimpulan dalam menarik suatu keputusan.
Beberapa cara yang digunakan untuk pengujian
data :
1. Observasi
2. Kesaksian
3.
Autorisasi
Cara Menguji
Fakta
Fakta adalah data yang terbukti dan telah
menjdi suatu kenyataan.
Cara menguji apakah data yang di dapat
merupakan fakta, maka harus diadakan penilaian. Dari penilaian tersebut maka
dapat dilanjutkan lagi dengan menggunakan fakta tersebut sehingga benar-benar
memperkuat kesimpulan yang akan diambil.
Cara Menilai Autorisasi
Untuk
menilai suatu autoritas, dapat memilih beberapa pokok berikut :
a. Tidak Mengandung Prasangka
b. Pengalam dan Pendidikan
Autoritas
c. Kemashuran dan Presite
d. Khorensi Dengan Kemajua
Sumber :
KompasQQ menyediakan 7 permainan POKER , DOMINOQQ , CAPSA SUSUN , BANDARQ , BANDAR POKER , dan SAKONG.
BalasHapusHanya dengan melakukan minimal deposit di account anda sudah bisa memainkan 7 permainan di atas.
http://qqkompas.info/Register.aspx?lang=id